Inilah Mitos dan Fakta tentang Paru-Paru Basah – Paru-paru basah merupakan penyakit infeksi pada paru-paru yang seringkali menyebabkan banyak pertanyaan dan kebingungan di kalangan masyarakat. Banyak mitos yang beredar seputar situasi ini, supaya mutlak bagi tiap tiap orang untuk jelas fakta yang sebenarnya. Mengetahui fakta berkenaan paru-paru basah sebabkan kamu dapat mengenali gejala, pencegahan, dan penyembuhan yang tepat.

Inilah Mitos dan Fakta tentang Paru-Paru Basah

Berikut ini mitos berkenaan paru-paru basah dan fakta yang perlu diluruskan:

1. Mitos: Mandi malam bisa sebabkan paru-paru basah.

Faktanya, penyebab utama paru-paru basah adalah peradangan yang menyerang bagian kantung udara pada paru-paru.

Kondisi selanjutnya sebabkan kantung terisi cairan atau nanah, supaya seseorang kesulitan bernapas.

Perlu kamu pahami juga, peradangan paru-paru ini tidak berjalan akibat mandi pada malam hari, melainkan infeksi yang penyebabnya adalah bakteri, virus, atau jamur.

Justru, mandi malam hari baik untuk pengidap paru-paru basah atau pneumonia, sebab bisa melancarkan jalan napas. Alhasil, tidur pun menjadi lebih nyenyak.

2. Mitos: Hanya anak-anak yang rentan terkena paru-paru basah.

Faktanya, meskipun anak-anak dan lansia sebenarnya terhitung kelompok yang rentan terkena paru-paru basah, namun semua umur dapat terinfeksi.

Individu dengan situasi medis tertentu, seperti penyakit jantung, diabetes, atau proses kekebalan tubuh yang lemah juga berisiko mengalami situasi ini.

3. Mitos: Penyebab paru-paru basah cuma cuaca dingin.

Faktanya, meskipun paru-paru basah seringkali lebih lazim berjalan pada musim dingin atau cuaca dingin, bukan artinya penyebabnya cuma itu saja.

Penyebab infeksi paru-paru bisa juga sebab akibat mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur.

Penyebaran droplet dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi merupakan cara lazim penularannya.

Baca Juga: Beberapa Cara Meredakan Batuk Darah

4. Mitos: Tidak ada cara untuk menghindar paru-paru basah.

Faktanya, ada beberapa cara yang dapat kamu ambil untuk menghindar infeksi paru-paru ini.

Vaksinasi merupakan salah satu cara efisien untuk menghindar beberapa type infeksi paru-paru, seperti pneumonia dan influenza.

Selain itu, merawat kebersihan tangan, menjauhkan merokok, dan merawat proses kekebalan tubuh yang baik juga dapat membantu dalam pencegahan.

5. Mitos: Tidur dengan kipas angin bisa sebabkan paru-paru basah.

Faktanya, cairan dalam rongga pleura (selaput tidak tebal yang melapisi paru-paru dan dinding dada) penyebabnya bisa beraneka hal.

Contohnya, infeksi tuberkulosis (TBC), kanker paru-paru, atau penyakit gagal jantung, dan tidak terkait dengan kipas angin.

Meskipun tidur di depan kipas angin tidak sebabkan paru-paru basah, namun formalitas ini selalu perlu kamu batasi.

Setidaknya, menjauhkan manfaatkan kipas angin dengan arah yang langsung ke badan.

6. Mitos: Tidur di lantai bisa sebabkan paru-paru basah.

Faktanya, tidur di lantai justru sebabkan nyeri sendi atau nyeri pada tulang. Hal yang dikhawatirkan bukan soal tidur di lantai.

Namun yang sebabkan dampak pada paru-paru adalah apakah lantai bersih atau justru banyak debu, yang pada akhirnya bakal sering terhirup.

Jika kamu sebenarnya senang tidur di lantai, pastikan sepenuhnya udah bersih dan terhindar dari partikel yang dapat memengaruhi paru dan saluran nafas. Akibatnya, imunitas tidak menurun.

Itulah beberapa mitos dan fakta berkenaan paru-paru basah yang sering beredar di kalangan masyarakat. Selain itu, ketahui juga 7 Gejala Paru-Paru Basah yang Perlu Ditangani Dokter.

Berikut ini fakta mutlak lainnya berkenaan paru-paru basah:

  • Paru-paru basah berjalan dikala tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup dari paru-paru.
  • Gejala situasi ini berupa sesak napas yang parah dan bibir atau kuku yang membiru.
  • Kondisi ini dapat sebabkan paru-paru kolaps.
  • Beberapa penyebab paru-paru basah adalah infeksi paru-paru, pembekuan darah paru, menghirup bahan kimia, dan melahirkan.
  • Kebanyakan pengidap paru-paru basah perlu mendapatkan perawatan di unit perawatan intensif (ICU).
  • Sebanyak 30 sampai 40 prosen kasus paru-paru basah berakibat fatal. Pada pengidap yang bertahan hidup, kegunaan paru-paru dapat kembali normal setelah 6 sampai 12 bulan menekuni pengobatan.

Jika kamu atau bagian keluarga mengalami gejala yang tentang dengan infeksi paru-paru, jangan curiga untuk langsung menanyakan pada dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.